Belakangan, sejumlah wilayah di Indonesia dihebohkan dengan kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, memaparkan bahwa sejak program MBG diluncurkan pada Januari lalu, telah tercatat 24 kasus keracunan dari Januari hingga Juli, dan meningkat menjadi 51 kasus pada periode Agustus hingga September.
Dengan demikian, angka kasus keracunan MBG mengalami kenaikan dua kali lipat hanya dalam sebulan. Data tersebut disampaikan Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (1/10).
![]() |
Sejumlah siswa menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu SDN di Sumenep Madura, |
Menanggapi lonjakan kasus tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar materi tentang gizi dan keamanan pangan dijadikan pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, hal ini penting agar siswa dapat mengenali jika kualitas makanan MBG yang diterima tidak layak konsumsi.
“Kita dulu waktu mengatasi stunting juga membuat Kurikulum Merdeka bersama Pak Nadiem (Makarim). Beberapa materi kesehatan telah kita integrasikan dalam Kurikulum Merdeka untuk mendidik anak-anak tentang gizi dan keamanan makanan,” ujar Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI.
Ia menambahkan, “Saya sudah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Kalau bisa, topik tentang keamanan pangan dan gizi tidak hanya masuk dalam program Merdeka Belajar yang sifatnya pilihan, tapi dijadikan mata pelajaran wajib.”
Budi menilai, penerapan kurikulum ini dapat memperkuat fungsi pengawasan terhadap kasus keracunan MBG.
“Dengan begitu, anak-anak bisa lebih sadar. Mereka akan tahu kalau makanan sudah tidak sehat, lalu bisa menolak dan melaporkannya. Jadi fungsi kontrolnya akan lebih efektif,” jelasnya.
Lalu, bagaimana pendapatmu? Apakah kamu setuju dengan usulan Menkes Budi Gunadi agar ada kurikulum khusus MBG di sekolah?